Ads Right Header

Buy template blogger

Akan kemanakah pijakan massa depan negeriku Papua


SAYA PAPUA BANGGA MENJADI ALUMNI UNIVERSITAS CENDERAWASIH JAYAPURA PAPUA.

( kebanggaan adalah sebuah penghormatan. dari manakah jejak itu berawal, dan akan kemanakah pijakan massa depan negeriku Papua.)

Oleh : Welinus walianggen S,Ap/*

Sejarah yang di miringkan musti harus di luruskan, sejarah yang digelapkan musti harus di terangkan, sejarah yang rekayasa musti harus di benarkan.

Pendidikan Tinggi Universitas cenderawasih merupakan kampus tertua dia Papua. Uncen didirikan sejak 10 November 1962 di kota Jayapura.

Sejak 1962 perjanjian new york agreement telah berlangsung itu adalah sebuah kebijakan yang di ambil alih oleh Amerika Serikat,Belanda,& Indonesia tanpa melibatkan orang asli Papua. dan sejak itu saat pertemuan berlangsung Amerika & Belanda mengatakan bahwasanya orang Papua masih primitif/awam sehingga (UNTEA) serahkan administrasi kepada Indonesia untuk mendirikan ( UNCEN ) di kota Jayapura.

Dan itulah adalah salah satu alternatif/solusi yang di ambil agar kami di didik disana di berbagai aspek dan segi untuk merebut kedaulatan itu sendiri.

Itulah refleksi singkat tujuan berdiri Uncen di atas tanah Papua. agar generasi emas Papua & alumni Uncen tidak salah kaprah.

Seiring berjalannya waktu universitas cenderawasih menjadi kampus kebanggaan tersendiri bagi putra dan putri Melanesia dari pesisir pantai sampai pengunungan di tanah air. 

Dari berbagai latar belakang yang berbeda-beda datang dengan panggilan nurani & kerinduan yang besar hanya untuk mengeyam pendidikan tinggi di universitas Cenderawasih agar kelak membangun tanah Papua.

Sesuai nubuat salah satu tokoh pendidik & pemersatu bangsa Papua Pdt Ishak Samuel kinje. 

" di atas batu ini saya meletakkan peradaban orang Papua sekalipun banyak orang yang akan datang dengan penuh kepintaran,akal,Budi,hikmat,marifat tetapi mereka tidak dapat memimpinnya, bangsa kelak akan bangkit dan memimpin dirinya sendiri."

 Inilah yang di prasasti di teluk Wondama pada tanggal 25 Oktober tahun 1925 agar kelak generasi muda Papua belajar di universitas cenderawasih dan membangun tanah papua di berbagai aspek dan segi kehidupannya.

Negeriku tanah Papua, surga Papua, & surga Melanesia. kau ibarat sosok putri cantik & seksi. Putri melanesia semata wayang yang diturunkan oleh pencipta ke planet bumi ini.

Maka dirimu menjadi incaran para lelaki dari berbagai penjuru dunia. Bisakah kau bertahan tanpa berpaling kepada para lelaki itu. Wahai putriku Melanesia berharap kau berdiri tegak sebagai seorang ksatria yang datang dari negeri China mencari lawan tandingnya. Dengan bangga bahwasanya negeri ini hanya milik ia.

Namun fakta tak seindah fiksi seiring berjalannya waktu rentetan dan hegemoni dunia membuat wanita itu dilematis secara konstitusional,legal, masif meluas kolektif dan terintegrasi pada endingnya wanita itu berpaling & jatuh ke pelukan para penguasa-penguasa itu.

Ketika wanita itu jatuh ke pelukan para penguasa- penguasa itu maka massa depan negeri yang penuh dengan minyak,susu & madu ini akan kemanakah entah ia pergi? Sungguh menawan pertanyaan demi pertanyaan hanya terdiam membisu seribu bahasa.

Para pemimpin Papua fungsionalnya sebagai Gubernur, MRP,DPR, Bupati, serta jajarannya secara jujur, adil objektif proposional dan profesional. Dimanakah kebijakan mu sesuai UUD Otsus no 21 tahun 2001.

 dalam bahasa Yunani kuno (Autos & namos) artinya aturan sendiri kami telah di berikan (PP) peraturan perdasus Marwah dari pada Otsus Papua adalah perlindungan, keberpihakan, pemberdayaan.

Inilah menjadi dasar hukum yang hakiki untuk lembaga legislatif membuat regulasi demi perlindungan, keberpihakan dan pemberdayaan masyarakat pribumi Papua.

Setiap negara menghargai demokrasi, hak asasi manusia,serta nilai-nilai estetika lainya tetapi Sungguh betapa rendahnya nilai kemanusiaan hari ini di papua.

Para alumni universitas cenderawasih yang fungsionalnya sebagai legislatif, eksekutif, yudikatif,serta birokrat sejak kapankah akan kami bangkit dan memimpin negeri ini sesuai nubuat Pdt ISK.

Data dari statistik,lembaga ilmu pengetahuan Indonesia,& badan riset inovasi nasional serta oleh para literatur-literatur lainya telah membuktikan bahwa kami orang Papua sekarang rasio/populasi penduduk paling terkecil dengan Iptek prestasi kumulatif (IPK) paling terendah.

Kami jadi minoritas para tamu menjadi mayoritas di atas negeri kita & tanah leluhur kami. Kami di marjinalisasi. di diskriminatif,serta eksploitasi semua nilai-nilai estetika. ini merupakan konspirasi penguasa dunia menuju genosida etnis dan ras melanesia secara konstitusional, legal, sistematis, terstruktur, ter komando, terprogram masif meluas kolektif dan terintegrasi.

Saya merenungkan, mencermati, menganalisis, & mengamati,serta menilai sesuai data-data dan fakta-fakta kongkrit yang ada.

 diwaktu yang tidak terlalu lama bahwasanya negeri ini kelak hanya akan tinggal nama.

Dan semua ini akan menjadi cerita dongeng bagi para pengusaha bahwasanya dan kalimat ini akan terungkap.

" dahulu kalah negeri ini pernah dihuni oleh Meraka yang berambut keriting berkulit hitam namun entah kemana mereka pergi?."

Ini soal data dan fakta para pemimpin para kaum intelek jangan tidur nyenyak di atas penderitaan rakyat dengarlah suara rintihan dan tangisan rakyat dan segara lakukan riset tentang negeri ini demi massa depan anak cucu.

Sebab tuhan Allah secara adil ia memberikan kepada setiap suku bangsa di selur belahan dunia seperti kami di Papua.

tanah Papua (SDA) yang begitu potensial ini TUHAN ALLAH serta moyang leluhur kami memberikan kepada kami untuk kami hidup dan kelola oleh kami sendiri.

Tetapi fakta hari ini semua alumni menjadi aktor Adu domba di balik semua ini sioo para elite yang sedang berdasi di atas jeritan rakyatmu cobalah terbang tinggi seperti seekor burung elang mata memandangi secara keselurahan seluruh isi bumi.

Entah kapankah kami akan berpijak di atas kaki kami sendiri.

Para alumni Uncen yang hari tidak bekerja dengan jujur,adil tanpa memahaminya secara komprehensif & maksimal demi masa depan anak cucu di negeri ini.

" siapa yang bekerja dengan jujur dan dengar-dengar di atas tanah ini ia akan berjalan dari satu tanda heran ke tanda heran yang lainnya." (Pdt Isak Samuel kinje)

Apapun nubuat beliau akan di genapi dan sedang di genapi cobalah untuk kami merenung sejenak menuju peradaban manusia Papua sisa dari yang tersisa ini.

Kepada alumni serta mahasiswa universitas cenderawasih mari kita merefleksikan kembali sejarah panjang reformasi Uncen dalam sejarah peradaban manusia Papua sejak 1962 sampai tahun 2023. Mari kami buat kerangka berpikir 20 tahun ke depan negeri tercinta ini. 

"Jangan tanya apa yang diperbuat oleh negara terhadap bangsamu. tetapi tanyakanlah apa yang kau perbuat dan berikan bagi negerimu." (Presiden Donald Trump).

TUHAN itu adil Negeri ini ada dalam visi tuhan saya percaya bahwa Tuhan akan membawa keluar kami dari belenggu- belenggu elite,kapitalisme, & kolonialisme. Seperti nabi Musa Musa membawa keluar bangsa Israel dari tanah penindasannya

Firman Allah kepada nabi "Banyak yang di panggil tetapi hanya sedikit yang di pilih" begitupula banyak elite Papua namun hanya sedikit yang yang punya hati untuk membangun manusia Papua di atas tanah dan negeri ini.

Prasasti terakhir oleh guru besar pendidik bangsa Papua.

"Saya pulang dengan penuh keyakinan bahwa bangsa dan tanah Papua akan dikuasai oleh mereka yang memiliki kepentingan politik dari hasil tanah itu. Sebab mereka tidak akan membangun manusia Papua dengan penuh kasih sayang.sebab kebenaran dari keadilan akan di putar balikan dan banyak hal baru yang akan membuat orang Papua menyesal. Tetapi itu buka maksud Tuhan Karana itu adalah keinginan orang itu sendiri."(Pdt Ishak Samuel kinje)

Kendati demikian fakta dan kebenarannya di putar balik dan adu dombakan oleh orang Papua kepada orang Papua sendiri sadarlah dan hentikan gunting menggunting antara Papua konflik horizontal dan lain sebagai kita adalah Papua se etnis dan se ras Melanesia.

Tetap menjaga eksistensi kita sebagai ras melanesia setiap negara tidak bisa hidup tanpa bangsa. tetapi setiap bangsa bisa hidup tanpa negara.


Menulis tidak mencederai. ✍️

Menulis tidak melukai. ✍️

Menulis tidak merendahkan. ✍️

Menulis tidak membunuh. ✍️

Tetapi menulis adalah suatu cara untuk mendidik dan mencerdaskan anak bangsa. ✍️📚

Tabi 16 November 2023

Previous article
Next article

Belum ada Komentar

Posting Komentar

Ads Post 1

Ads Post 2

Ads Post 3

Ads Post 4